Peluang Penerjemah Bagi Mahasiswa UPGRIS

????????????????????????????????????

Persaingan dunia kerja membuat sejumlah para sarjana pendidikan mesti pandai-pandai mempersiapkan diri. Membludaknya jumlah lulusan muda disebut tidak seimbang dengan jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia, terutama di pulau Jawa.

Lulusan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris bisa dikatakan memiliki lulusan yang berlimpah karena memang jurusan ini menjadi favorit di pelbagai perguruan tinggi di Indonesia. Mereka tentu tidak boleh menganggap bahwa satu-satunya lowongan hanya menjadi guru atau dosen saja.

Salah satu kesempatan yang bisa dimanfaatkan oleh lulusan sarjana Pendidikan Bahasa Inggris adalah dengan menjadi penerjemah. Banyak yang belum melihat celah ini, betapa jumlah penerjemah profesional di Indonesia masih begitu sedikit.

Hal itu disampaikan oleh Prof Drs M.R. Nababan M Ed MA PhD, profesor dan tokoh penerjemahan nasional dan ketua Himpunan Masyarakat Penerjemah Indonesia dalam Seminar Nasional Penerjemahan, dengan mengusung tema “Penerjemah sebagai Alternatif Karir bagi Sarjana Pendidikan bahasa Inggris: Prospek, Tantangan, Hambatan”, yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan bahasa Inggris Universitas PGRI Semarang, di Kampus II Universitas PGRI Semarang di kompleks Jl.Sriwijaya, (16 Desember 2016).

Meski tak terlalu populer, profesi penerjemahan ternyata juga memiliki banyak kompetensi yang mesti dikuasai. Prof Nababan menjelaskan,”Penerjemah harus menguasai bahasa sumber dan sasaran. Paling tidak paham bilingual. Sehingga hasil terjemahan bisa berterima dengan bahasa sasaran dan mudah dipahami, dan tak mengesampingkan tradisi dan budaya bahasa sasaran”.

Selain itu, Prof Nababan juga menceritakan pengalamannya selama dua puluh tahun lebih berkecimpung di dunia penerjemahan. “Penerjemah mesti bermental tangguh, tak gampang putus-asa. Sifat bahasa yang terus mengalami penambahan kosakata dan perubahan makna sesuai konteksnya membuat penerjemahan selalu mendapatkan tantangan-tangan baru, yaitu ketika ada kosakata baru yang belum tercatat di dalam kamus”.

Namun bagi yang berminat pada dunia penerjemahan tidak usah kuatir. Mereka bisa bergabung di organisasi penerjemah, seperti Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) atau Masyarakat Penerjemah Indonesia (MPI). Dengan demikian ada teman untuk dialog ketika menemukan kesulitan dalam menerjemahkan.

Sementara itu, pembicara kedua, Drs Adi Loka Sujono MPd, dosen Universitas Widyatama Malang dan praktisi penerjemahan buku-buku  sekaligus intrepeter nasional, menegaskan bahwa untuk memasuki usaha penerjemahan, mesti ada persiapan matang. Karena usaha penerjemahan sama halnya bisnis, maka harus ada pertimbangan-pertimbangan yang mesti diperhatikan. Dari menjaga kualitas penerjemahan, pelayanan kepada konsumen, hingga upaya menjalin perjanjian dengan penerbit.

“Penerjemah mesti sanggup bekerja di bawah deadline yang ketat, disiplin, sekaligus terus melakukan pemutakhiran ilmu pengetahuan”, tegas Adi Loka.

Jafar shodiq, S.Pd., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris menyampaikan dalam sambutannya agar mahasiswa bisa menangkap peluang-peluang yang ada. Sarjana pendidikan Bahasa Inggris sepatutnya bisa memanfaatkan seminar penerjemahan ini, karena memang profesi penerjemah masih terbilang sedikit dan minim peminat